slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Minggu, 03 Juli 2016

DPR Belum Yakin Militer Indonesia Diizinkan Masuk Filipina



Lisboa369.com - Anggota Komisi I DPR Hanafi Rais belum yakin Pemerintah Filipina mengizinkan militer Indonesia ikut memerangi kelompok militan Abu Sayyaf yang menyandera tujuh Warga Negara Indonesia (WNI).

"Izin untuk TNI kita melakukan operasi militer itu dari Menhan (Menteri Pertahanan) yang lama, bukan menhannya (Presiden Filipina terpilih) Duterte,"‎ kata Hanafi saat dihubungi wartawan, Minggu (3/7/2016).

Menurut Hanafi, Rodrigo Duterte bersama Menhan yang baru akan memiliki jalan lain untuk menumpas‎ kelompok Abu Sayyaf dengan cara negosiasi dan jalan damai.

Namun jika kelompok Abu Sayyaf tetap tidak mau, kata Hanafi, pemimpin baru Filipina dinilai bakal mengajak Front Pembebasan Islam Moro atau MILF untuk memerangi Abu Sayyaf dengan menerapkan darurat militer di Wilayah Basilan dan Sulu.

‎"Kalau TNI kita mau terlibat dalam operasi militer ini mestinya juga sudah diajak bicara‎," ujarnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan Pemerintah Indonesia adalah keterlibatan militer Indonesia untuk memerangi kelompok pemberontak di Filipina harus mendapat persetujuan DPR sesuai pasal 11 UUD 1945.

"‎Konstitusi Filipina pun juga melarang keterlibatan pasukan asing kecuali dengan traktat tersendiri yang disetujui parlemen mereka‎," ungkapnya.

Pilihan pahit yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia, kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini dengan mengandalkan operasi intelijen Indonesia tanpa kekerasan atau operasi militer.

"Jika sandera kali ini sudah bisa bebas selamat, entah ditebus atau tidak, maka selanjutnya Menhan/Panglima TNI kita adalah kerja sama dengan Filipina untuk menumpas Abu Sayyaf‎," pungkasnya.

Disisilain Anggota Komisi I DPR Sukamta mengapresiasi langkah Pemerintah Filipina, yang dianggap telah mengizinkan militer Indonesia memerangi kelompok militan Abu Sayyaf.

Meski demikian, Sukamta meminta agar Pemerintah Indonesia khususnya TNI mengedepankan negosisasi dalam membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah disandera kelompok Abu Sayyaf.

‎"Kita musti hati-hati, karena yang kita hadapi ini adalah para pejuang, fighter‎," ujar Sukamta saat dihubungi, Minggu (3/7/2016).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan supaya militer Indonesia tidak masuk dalam medan perang yang bukan wilayah Indonesia, sekaligus menghargai kedaulatan Filipina sebagai negara ASEAN.

"Kita tidak perlu campur tangan dengan urusan internal Filipina. Jadi prinsipnya,  jangan sampai nanti kita terseret arus konflik ini," tuturnya.

Selain itu, Sukamta mengingatkan Indonesia memiliki sejarah baik dengan Muslim Moro. Karenanya, ia berharap proses dialogis tetap dilakukan.

Hal lain yang menjadi penting dilakukan militer Indonesia adalah memprioritaskan pembebasan para WNI tanpa menimbulkan korban.

"Perlu dilakulan langkah taktis untuk mencegah terjadinya peristiwa tragis ini. Kerjasama antar negara-negara kawasan untuk melakukan pengamanan bersama perlu segera dilakukan‎," pungkasnya.


Kami melayani pembukaan akun sbobet,ibcbet,ionclub,poker,tangkas

silahkan hubungi kami melalui:

Livechat : Livechat Lisboa369
Yahoo Messenger : cs_lisboa369@yahoo.com
Line : lisboa369
WeChat : Lisboa369
Pin bb : 2C061DC0
Skype : lisboa_369
WhatsApp : +66924855473

Tidak ada komentar:

Posting Komentar