slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Kamis, 12 Mei 2016

PDIP Jagokan Risma, 33 Pendaftar Lain Munkin Bakal Jadi Korban PHP



Lisboa369.com - Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Menteng, Jakarta Pusat, dipadati puluhan orang yang mendaftarkan diri menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Beberapa wajah tak asing lagi. Ada mantan menteri era SBY, Yusril Ihza Mahendra, ada pengusaha muda Sandiaga Uno, dan politisi lain.
Mereka mulai menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test. Setelah itu mereka akan menjalani test psikologi. Dari 34 orang bakal calon, akan diseleksi menjadi hanya 5 orang. Setelah itu barulah seluruh calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP diharuskan mengikuti semacam pelatihan. Dalam sekolah tersebut akan dipaparkan materi menyoal seputar reformasi birokrasi. Setelah semua proses dijalani, hasil penjaringan akan disodorkan ke petinggi PDIP.
                        Pengamat politik dari The Political Literacy Institute Jakarta Gun Gun Heryanto menyarankan semua bakal calon yang sudah mendaftarkan diri ke PDIP tidak terlalu berharap banyak. Sebab, proses penjaringan bakal calon gubernur DKI yang dilakukan PDIP hanya sebagai strategi politik untuk memilih calon alternatif.
"Belum tentu yang mendapat nilai tertinggi dalam fit and proper test otomatis jadi kandidat calon gubernur yang diusung PDIP. Karena keputusan terakhir masih ada Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri)," ujar Gun Gun saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (11/5) malam.
Gun Gun menuturkan, semua proses yang dijalankan PDIP bukan untuk memilih calon utama, melainkan hanya calon alternatif saja. Keputusan politik PDIP bisa saja berubah di detik-detik akhir. Apalagi masih ada peluang memberi 'tiket' pada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk bertarung di Pilgub DKI Jakarta.
"Oleh karena bergantung Bu Mega, maka siapapun yang ikut fit and proper test belum tentu jadi kandidat de facto PDIP. Injury time berubah, bisa saja Bu Risma. Jadi jangan terlalu berharap. Ya bisa jadi PHP (Pemberi Harapan Palsu)."
                     Dia menganalisa sikap politik PDIP yang semula memberikan prioritas utama pada calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kemudian berubah karena konstalasi iklim politik. Kemudian muncul nama Risma yang digadang-gadang calon kuat untuk melawan Ahok. Peluang Risma semakin besar karena kader asli PDIP.
Gun Gun memahami banyak politisi dan pengusaha berbondong-bondong datang dan rela mengikuti proses penjaringan PDIP karena partai berlambang banteng moncong putih ini satu-satunya yang berhak mengajukan calon sendiri. Karena besarnya peluang PDIP mengajukan calon sendiri, banyak yang berharap merebut tiket emas dari Megawati. Padahal, kata dia, proses penjaringan secara terbuka yang dilakukan PDIP, juga bisa dipandang sebagai bagian dari strategi politik menarik perhatian warga DKI Jakarta. "Jadi panggung PDIP juga," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menegaskan bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpeluang besar untuk diusung partainya dalam persaingan Pilgub DKI 2017. Maka dari itu kemungkinan besar PDIP akan mempersiapkan Risma untuk melawan petahanan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Ada peluang kalau saya kira, cuma masih fifty-fifty," kata Andreas di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (11/5).

Menurut Andreas, nama Risma bisa dimunculkan secara mudah melalui proses internal PDIP. "Ini kan ibaratnya main kartu. Lu kasih keluar kartu yang mana, gue kasih keluar kartu yang mana," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar