slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Senin, 09 Mei 2016

Investor Asal Selandia Baru Tertarik Tanamkan Modal


  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai investor asal Selandia Baru tertarik tanamkan modal di tiga sektor di Indonesia.
Yakni sektor jasa pendukung kesehatan, sektor infrastruktur pengolahan air bersih berbasis energi terbarukan dan peternakan sapi.
Kepala BKPM, Franky Sibarani mengklaim langkah pemerintah memangkas perizinan telah direspons positif investor Selandia Baru.
“Terdapat tiga perusahaan dari sektor jasa pendukung kesehatan, sektor infrastruktur dan sektor pertanian yang menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” kata dia, dalam keterangan resmi, Minggu (8/5).
Untuk sektor pertama, jelas dia, yakni sektor jasa pendukung kesehatan di antaranya adalah dalam bidang usaha klinik laboratorium. Perusahaan tercatat mendominasi pasar jasa kesehatan di Selandia Baru dengan pangsa mencapai 60 persen dan telah beroperasi selama 10 tahun.
“Mereka akan berpartner dengan perusahaan lokal yang merupakan investment company. Untuk tahap awal mereka belum akan masuk ke klinik namun ke radiologi dan laboratorium terlebih dahulu,” ucap dia.
Berdasarkan penjelasan investor, jenis laboratorium yang dibidik adalah deteksi kanker. “Bisnis ini sangat besar, karena pemerintah mengeluarkan kebijakan dan sangat concern terhadap kesehatan nasional,” kata Franky.
Minat kedua muncul dari perusahaan asal Selandia Baru dengan bisnis penjernihan air bertenaga solar panel. Salah satu skema yang diusulkan adalah Joint Venture sehingga memungkinkan adanya transfer knowledge dari kedua belah pihak. Proyek investasi di bidang usaha tersebut dapat didaftarkan dengan skema layanan investasi 3 jam.
Adapun minat yang ketiga adalah untuk berinvestasi di sektor pastoral cattle farm di Papua Barat. Investor menyampaikan bahwa mereka telah menemukan lokasi strategis yaitu di Papua Barat, dimana terdapat lokasi yang merupakan padang rumput datar, sesuai dengan kebutuhan sapi.
“Supply sapinya nantinya akan didatangkan dari Australia. Infrastruktur tidak akan menjadi kendala, karena untuk berinvestasi di sektor peternakan sapi, infratruktur yang minim tidak menjadi kendala,” tukas Franky.
Untuk diketahui dari data BKPM, sejak tahun 2010 hingga 2015, tercatat realisasi investasi dari Selandia Baru sebesar USD38,2 juta. Dari jumlah tersebut 77 persen terealisasi di industri makan. Sementara dari sisi komitmen investasi tercatat sebesar USD124,3 juta dengan sektor-sektor yang mendominasi adalah industri makanan, industri kimia, infrastruktur dan pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar