slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Rabu, 11 Mei 2016

Isu Sara Pilgub DKI Jakarta




Lisboa369.com - Indostrategi melakukan survei terkait potensi konflik sosial yang mungkin muncul jelang Pilgub DKI Jakarta 2017. Hasilnya, lebih dari setengah responden yakin bahwa warga Jakarta tak akan terpengaruh oleh isu-isu SARA yang dapat memantik konflik sosial.

Hasil survei dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Indostrategi Andar Nubowo dalam jumpa pers di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016). Hadir dalam jumpa pers yakni Peneliti LIPI Ahmad Najib Burhani dan Pendiri Public Virtue Institut Usman Hamid.

"Sebanyak kira-kira 29% responden yakin bahwa masyarakat DKI Jakarta bisa terbelah oleh isu-isu SARA, yang menentang keyakinan ini sebanyak 59%, dan sisanya sebanyak 10% adalah ragu-ragu," kata Andar.

Survei dilakukan pada 1-12 April 2016 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak. Tujuan survei terutama untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap isu SARA yang kerap ditemui.

"Survei menunjukkan kecenderungan hubungan yang baik di antara warga DKI Masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang cukup dewasa dalam melihat perbedaan etnik, agama, dan bangsa," jelas Andar.

Selain potensi kerusuhan, Indostrategi juga menanyakan kepada responden mengenai kemungkinan terjadinya kerusuhan seperti Mei 1998 dalam moment Pilkada 2017. Hasilnya, mayoritas berpandangan kemungkinan tersebut tak akan terjadi.

"Mayoritas warga DKI menampik kemungkinan ini yakni sebesar 62,25%, yang berpandangan sebaliknya yakni sebesar 24,2%, dan sisanya ragu-ragu sebesar 14,6%," jelas Andar.

Andar pun meminta para kandidat yang maju di Pilkada DKI 2017 agar tak menggunakan isu SARA selama kampanye. Hal tersebut dianggap justru dapat memberi efek buruk pada kerukunan warga DKI.

"Isu kampanye SARA belum tentu efektif dalam mempengaruhi pilihan politik, justru bisa berakibat buruk kepada persatuan masyarakat DKI Jakarta," ujar Andar.

"Apalagi, akhir-akhir ini, setidak-tidaknya, muncul isu-isu identitas yang berpotensi membelah kebhinekaan, persatuan dan kesatuan bangsa, yakni soal agama, etnik, ras golongan, dan bangkitnya komunisme," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar