slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Kamis, 30 Juni 2016

Cara Ganjar Pranowo Introspeksi Melalui Buku 'Kontroversi Ganjar'



Lisboa369.com - Awal kepemimpinan Ganjar Pranowo di Provinsi Jawa Tengah banyak menarik perhatian. Pasalnya, usai memenangkan Pilkada Jateng dan menjabat sebagai Gubernur Jateng, politikus PDI Perjuangan ini melakukan banyak terobosan, menuai kritik dan memunculkan kontroversial.

Kepemimpinan awal selama 1,5 tahun ini membuat tiga orang jurnalis membuat buku berjudul 'Kontroversi Ganjar' yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan diluncurkan Rabu (29/6) di Gramedia Amaris Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Hadir dalam acara tersebut, Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali, Budayawan Prie GS, Wartawan senior Jawa Tengah Amir Machmud. Kemudian kolega, relawan serta beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Jateng dan para politisi seperti pengurus DPP PDI Perjuangan Idham Samawi. Tampil sebagai moderator wartawati senior Sonya Helen Sinombor.

Di mata suami Siti Atikoh Supriyati ini, buku ini merupakan sebuah cermin introspeksi diri. Pasalnya, di setiap halaman 'Kontroversi Ganjar', tertuang perjalanan yang dilihat dari kacamata orang lain.

"Saya memang ingin ada pihak lain yang memotret, menceritakan, termasuk mengomentari perjalanan 1,5 tahun saya di Jateng. Dari sini, saya bisa lebih tahu, apa yang harus saya pertahankan dan kurangi," ungkapnya usai Peluncuran dan Bedah Buku 'Kontroversi Ganjar' di Semarang.

Selain itu, Ganjar juga ingin masyarakat bisa menilai, apakah selama dirinya memimpin ada yang keliru dan menyimpang. Termasuk, ada beberapa cerita di dalam buku yang memang memancing opini pembaca.

Seperti kisah cerita saat Ganjar marah-marah atau dalam istilah Jawa 'ngamuk-ngamuk' di salah satu jembatan timbang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kemudian melakukan proses lelang jabatan secara terbuka yang menjadi pusat perhatian dan masih banyak lagi kebijakan lain yang memunculkan kontroversi masyarakat Jawa Tengah.

"Memang seperti menuai dan memunculkan kontroversi. Kalau baca buku ini, pasti ada yang merasa senang, dan pasti ada yang senep juga," kelakar Ganjar kepada media.

Ganjar mengaku menerima respons dan kritik dari beberapa tokoh dan pakar di Jawa Tengah dan nasional umumnya. Salah satunya kritikan mengenai pembangunan fisik yang kurang terlihat selama masa kepemimpinannya.

Bagi Ganjar, pembangunan fisik sebagai upaya pengembangan daerah, bukan prioritas utama. Pasalnya, semua orang bisa dengan mudah membangun asal ada dananya. Karena itu, dia memilih untuk merancang pemerintahan yang bersih. Di mana sesuai dengan tage line atau moto awal kampanyenya 'Mboten Korupsi Lan Mboten Ngapusi'. Prioritas utama awal kepemimpinannya adalah melayani masyarakat dengan cepat dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

"Fokus saya ada di situ. Itulah bentuk transparansi akuntabilitas, termasuk fungsi negara dalam melayani masyarakat sebagai tuan pemerintah. Memang tidak begitu kelihatan karena tidak bisa ditata dengan cepat. Butuh 2-4 tahun agar bisa menjadi kultur baru dalam birokrasi," tandasnya.

Selain buku perdananya 'Kontroversi Ganjar', ke depan dirinya ingin membuat buku kedua yang lebih menggali isu-isu birokrasi di Jateng. Bagaimana politik anggaran, relasi dengan netizen serta sosial media. Sampai pada cerita-cerita di luar aktivitas kedinasannya sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah.

Pakar Komunikasi Politik Effendi Ghazali menilai buku 'Kontroversi Ganjar' merupakan ringkasan perjalanan kepemimpinan Gubernur Jateng yang patut disorot dan layak untuk disimak sehingga menjadi tauladan. "Saya suka Pak Ganjar yang mau memberikan contoh, bukan hanya memerintah saja. Sayang, dia terlalu emosional dalam memecahkan masalah," ungkapnya.

Anggota DPRD Jateng Sriyanto Saputro menilai, pada awal-awal kepemimpinan Ganjar, sebagai anggota legislatif yang merupakan mitra kerja Gubernur Jateng sebagai pimpinan lembaga eksekutif sosoknya adalah keras dan tegas.

Namun, seiring perjalanan waktu dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, diskusi dan perdebatan terkait kebijakan dengan anggota DPRD Jateng bisa mengalir dan dinamis. "Hal-hal semula jadi kemarahan, seiring waktu bisa kita diskusikan dengan baik. Karakter masyarakat Jateng tidak to the point atau keras perlu komunikasi," ujarnya.

Sriyanto yang juga Sekretaris DPD Gerindra Jateng mengakui bahwa sebagai legislator dan Ganjar sebagai eksekutif harus bisa saling mengoreksi dan mengontrol. Apalagi, dengan pengalaman Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode sangat strategis untuk memberikan pendidikan politik terhadap wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Jateng.
"Kami juga perlu dikoreksi juga. Tapi pak Ganjar, sebaliknya dikoreksi juga. Tebal kuping dan jangan tipis kuping, sensitif," papar Sriyanto.

Usai peluncuran sekaligus bedah buku yang selama diskusi berjalan gayeng ini, ratusan para penggemar, kolega dan relawan Ganjar Pranowo pun tidak melewatkan kesempatan untuk berselfie ria. Juga mengantre meminta tandatangan di buku 'Kontroversi Ganjar' dan diakhiri dengan berbuka bersama dan makan malam di warung bakmi Pedagang Kaki Lima (PKL) pinggiran Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah.


Kami melayani pembukaan akun sbobet,ibcbet,ionclub,poker,tangkas

silahkan hubungi kami melalui:

Livechat : Livechat Lisboa369
Yahoo Messenger : cs_lisboa369@yahoo.com
Line : lisboa369
WeChat : Lisboa369
Pin bb : 2C061DC0
Skype : lisboa_369
WhatsApp : +66924855473 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar