slide show

Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" /> Image Hosted by UploadHouse.com" />
Selamat datang di blogspot lisboa369

Kamis, 17 November 2016

Politikus Gerindra bela SBY: Lebaran Kuda bukan penistaan


Lisboa369 (Agen resmi maxbet, agen resmi sbobet, serta agen resmi ionclub) - Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki T Purnama ( Ahok) menyindir ucapan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal 'lebaran kuda' saat konferensi pers, beberapa waktu lalu. Ahok menyebut 'Lebaran Kuda' tidak diproses hukum, padahal terindikasi menghina agama.

Waketum Gerindra Arief Poyuono mengatakan, ucapan SBY soal lebaran kuda tidak termasuk penistaan agama. Alasannya, kata lebaran bukan kosakata asli Bahasa Arab atau Alquran. Menurutnya lebaran adalah istilah untuk hari raya Idul Fitri yang biasa digunakan etnis Betawi.

"Nah lebaran itu artinya sebenarnya adalah hati yang lebar setelah berpuasa Ramadan dan merayakan Hari kemenangan yang Fitri. Nah kata lebaran itu lebih lebar, lebih sering digunakan etnik Betawi, di mana hati harus lebih lebar menerima maaf," kata Arief melalui pesan singkat, Kamis (17/11).

Dia menilai bahasa 'lebaran kuda' telah menjadi bahasa pengandaian baik sehari-hari atau dalam dunia politik. Sehingga berbeda konteks ucapan Ahok yang jelas mengandung unsur penistaan karena menyangkut pencalonannya di Pilgub DKI.

"Jadi lebaran Kuda yang dilontarkan SBY itu bukan lah penistaan tetapi sudah menjadi sebuah bahasa pengandaian dalam bahasa politik maupun bahasa keseharian dalam masyarakat, beda dengan Ahok yang punya niat agar umat Islam mau memilih dia saat Pilkada dengan menista ayat-ayat suci Alquran," jelasnya.

"Jadi lebaran kuda itu bukan penistaan agama karena orang di Jakarta saja sering menyebut Hari raya Imlek disebut lebaran China. Suruh belajar tata bahasa dulu yang benar Ahok itu," tambah Arief.

Sementara Ahok dipandangnya telah terbukti melakukan penistaan agama dengan menyandang status tersangka. Dia meminta Ahok legowo dan berani menerima konsekuensi atas ucapannya ketimbang menyindir orang lain.

"Nah kalau Ahok kan sudah terbukti disangkakan telah melakukan penistaan agama Islam, jadi sudahlah Ahok tidak perlu cengeng dan harus berani menghadapi konsekuensinya dari ucapannya yang diduga melakukan penistaan," tuturnya.

Arief meminta SBY dan kader Demokrat untuk tetap tenang dan tidak menanggapi sindiran Ahok. Tudingan Ahok kepada SBY, lanjut dia, hanya sebagai ekspresi kekecewaan atas penetapan status tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri.

"Saya minta juga SBY untuk cooling down dan kader-kadernya untuk stop berpolemik dan bantah membantah terkait pernyataan Ahok Dan tidak perlu ditanggapi lah. Ahok kan cuma lagi kecewa saja karena dia tidak menduga kalau dia akhirnya dijadikan tersangka dan dicekal," pungkasnya.


LISBOA369 AGEN RESMI SBOBET SERTA AGEN KHUSUS IONCLUB ATAU IONCASINO UNTUK LIVE GAME ONLINE, JUGA AGEN RESMI MAXBET YANG TERPERCAYA SAAT INI NO 1 DI INDONESIA.

Analogi "Lebaran Kuda" dalam Anomali Negeri Fabel

Ketika aktifis lingkungan di Lumajang, Almarhum Salim, tewas terbunuh, sebutan kancil ikut menjadi ramai diberitakan. Baik kancil yang telah melekat di belakang nama dia dengan berbagai pertimbangan atas "gelar" itu atau kancil dalam parodi "kelicikannya" dalam bertingkah. SBY, pernah "sedikit" marah, ketika "kerbau" hadir dalam lingkaran demo di depan istana. Tak ayal, prediksi watak dan perilaku binatang dungu ini melekat dalam sejarah cerita negeri. 

"Anjing menggonggong kafilah berlalu", peribahasa yang mulai lelah dipakai. Begitupun dengan "ustad sapi", apalagi "kecebong", mungkin juga "kodok". Hal yang aneh terjadi kemarin, muncul istilah lebaran kuda.   Semalaman saya mencari arti dari "majas" ini. 

Ya, harus saya beri tanda petik, karena selama puluhan tahun saya berkutat di bidang kebahasaan, baru kali ini ada istilah lebaran kuda. Saya mencari diberbagai sumber tentang lebaran kuda ini, setiap saya KLIK, yang ada adalah informasi tentang pidato SBY kemarin. 

Bisa jadi, lebaran kuda memang istilah baru yang diciptakan pak SBY sendiri, atau baru kali ini saya tahu jika itu adalah istilah bahasa Indonesia, sejenis majas "nyengir kuda", "kuda hitam", dan lain-lain. Saya tidak tertarik mengartikannya, dengan alasan : 

1) jika ternyata itu sudah menjadi bagian majas bahasa Indonesia, berarti saya harus mencari atau meminta bantuan untuk mencarikan artinya,
2) jika itu istilah baru yang baru diucapkan oleh pak SBY, tentu hanya beliau yang tahu artinya,
3) jika saya terpaksa mencari arti atas istilah baru itu, buat apa? Klik saja istilah itu, akan bermunculan pengertiannya "ala" dunia maya, yang nuansanya terkadang terasa nyinyir, sumir, dan lemir. Sungguh sebuah anomali dari sebuah negeri yang nyata untuk ditasbihkan ke dalam sebuah fabel cerita. 

Pemayaan yang mengandung kekayaan intelektual tetapi dengan resistensi potensi debat benar-salah yang tinggi. Patut disikapi, agar "lebaran kuda" ini berada dalam track kebenaran bahasa. Salam pagi Indonesia. Kertonegoro, 3 Nopember 2016 Salam,

Tulis Akhmad Fauzi.



Kami melayani pembukaan akun sbobet,ibcbet,ioncasino/ionclub,poker,tangkas
silahkan hubungi kami melalui:
Livechat : Lisboa369
Yahoo Messenger : cs_lisboa369@yahoo.com
Line : lisboa369
WeChat : Lisboa369
Pin bb : 2C061DC0
Skype : lisboa_369
WhatsApp : +66924855473

Tidak ada komentar:

Posting Komentar